Minggu, 28 September 2014
Teori Perdagangan Internasional
Tag
TEORI
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I. TEORI KLASIK
• Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
• Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi 1 Kg gula 1 m Kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
China 6 hari kerja 5 hari kerja
Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
• 1. Tugas Ekonomi InternasionalTeori Perdagangan Internasional KlasikOpissen Yudisyus20100430019FAKULTAS EKONOMIEKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2012
• 2. Teori Perdagangan InternasionalTeori KlasikKeunggulan Absolut ( Absolut Advantage : Adam Smith )Dalam teori keunggulan mutlak , Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut :a) Adanya division of Labour ( Pembagian Kerja ) dalam menghasilkan sejenis barang .Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang denganbiaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakanperdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi .Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yangmemiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biladiproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehinggakeunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalammemproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yangdinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuatbarang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapatmenghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripadanegara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalamp r o d u k s i b a r a n g .Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macamproduk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkand e n g a n b i a y a p r o d u k s i d i n e g a r a l a i n .Keuntungan Mutlak( Produksi 1 orang dalam 1 hari kerja )NegaraHarga Kerja Per satuan Output Dasar Tukar DalamNegeri (DTD)Rempah-rempah ElektronikIndonesia 50 Kg/hari 50 Unit/hari1 Kg Rempah-rempah= 1 Unit ElektronikKorea Selatan 25 Kg/hari 100 Unit/hari1 Kg Rempah-rempah= 4 Unit Elektronik
• 3. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksirempah-rempah dan Korsel lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negaraIndonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan Korsel sebaiknyaberspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebutmengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperolehkeuntungan.Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut :a) Untuk Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akanmendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Korsel 1 kg rempah-rempah akanmendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkanrempah-rempahnya dengan elektronik Korsel akan memperoleh keuntungan sebesar 3unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik - 1 elektronik).b) Untuk Korea Selatan, Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akanmendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akanmendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika Korsel mengadakanperdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperolehkeuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari (1 kg rempah-rempah - 0,25 elektronik)Keunggulan Relatif ( Comparative Advantage : David Ricardo )David Ricardo mengatakan, meskipun suatu negara mengalami kerugian absolut (absolutedisadvantage) atau tidak mempunyai keunggulan absolut dalam memproduksi kedua jenisbarang (komoditi) bila dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan internasionalyang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebutmelakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki “harga relatif” yang lebihrendah dari negara lain. Negara yang dapat menghasilkan barang yang memiliki harga relatifyang lebih murah dari negara lain disebut memiliki keunggulan komparatif.
• 4. Asumsi dari teori Comparative Advantage (David Ricardo):1) Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional2) Hanya ada dua barang (komoditi) yang diperdagangkan3) Masing-masing negara hanya mempunyai 2 unit faktor produksi.4) Skala produksi bersifat “contant return to scale” artinya harga relatif barang-barangtersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi5) Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilaiatau harga dari suatu barang (komoditi) adalah sama dengan atau dapat dihitung darijumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang(komoditi) tersebut.Keunggulan komparatif (Comparative Advantages) adalah keuntungan ataukeunggulan yang memperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produksiterhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendahdari produksi negara lain.Keuntungan Mutlak( Jam Kerja Per Satuan Output )NegaraHarga Kerja Per satuan Output Dasar Tukar DalamNegeri (DTD)Rempah-rempah ElektronikIndonesia 40 Kg/hari 40 Unit/hari1 Unit Elektronik =1 Kg Rempah-rempahKorea Selatan 50 Kg/hari 80 Unit/hari1 Unit Elektronik =1,6 Kg Rempah-rempahComparative AdvantageNegara Rempah-rempah ElektronikDasar Tukar DalamNegeri (DTD)Indonesia 40 / 50 = 0,8 40 / 80 = 0,51 Unit Elektronik =1 Kg Rempah-rempahKorea Selatan 50 / 40 = 1,25 80 / 40 = 21 Unit Elektronik =1,6 Kg Rempah-rempahTabel Pertama : secara absolute advantage untuk kedua barang diungguli oleh KoreaSelatan sehingga menurut Adam Smith tidak terjadi perdagangan.Tabel Kedua : secara comparative advantage kedua negara dapat berdagang dansaling menguntungkan
• 5. Berdasarkan data pada table di atas dapat diketahui bahwa :1) Di Korsel 1 unit elektronik = 1,6 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unitelektronik = 1 kg rempah-rempah. Jika Korsel menukarkan elektronik denganrempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6 yangdiperoleh dari (1,6 rempah rempah – 1 rempah-rempah).2) Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Korsel 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnyadengan elektronik, maka Indonesia akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yangdiperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).Biaya Relatif ( Comparative Cost : David Ricardo )Menurut Ricardo suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan Internasional jikamelakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang yang dapat diproduksi relative lebihefisien dibanding negara lainNegara Input Of LaborOutputGandum KainAmerika Serikat 1 Jam 6 4Inggris 1 Jam 1 2Secara Absolute Advantage ( Adam Smith ) perdagangan tidak terjadi, dan misalnya WageRate perjam di Amerika = $6, dan di Inggris = $2 maka perhitungan ongkos produksi :NegaraInput OfLaborWageRateGandum KainOutput Price Output PriceAmerikaSerikat1 Jam $6 6 $1 4 $1,5Inggris 1 Jam $2 1 $2 2 $1Jadi Harga gandum lebih murah di Amerika dan kain di Inggris sehingga Amerikamengekspor gandum dan Inggris mengekspor kain